Kaum Muslimin saat itu pun tidak memiliki panglima perang. Khalid bin Walid kemudian ditunjuk mengomandoi para pasukan Muslim untuk menerobos barisan pasukan kerajaan Romawi. Atas jasa dalam perang julukan Saifullah Al-Maslul disematkan Nabi kepada Khalid bin Walid.
Pada era Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq, Khalid tetap memperoleh tempat dalam pasukan perang. Khalid menjadi panglima perang untuk menundukan para murtadin dalam perang Riddah. Perang ini bertujuan untuk mengislamkan kembali orang-orang yang murtad karena mengetahui wafatnya Rasulullah SAW.
Khalid juga berjasa atas penaklukan semenanjung Arab secara penuh di bawah panji Islam setelah menaklukan kota Hirrah, negara boneka Kekaisaran Sassaniyah di Persia.
Khalid melepaskan posisi sebagai panglima perang kepada Abu Ubaidah bin Jarrah. Khalifah Umar bin Khattab mencopot Khalid dari posisinya untuk mengingatkan beliau untuk tidak bersikap jemawa.
Kehebatan Khalid pernah memenangkan pertempuran dengan jumlah pasukan 46.000 personel melawan 240.000 pasukan Bizantium dalam perang Yarmuk. Khalid membagi personel dalam 40 kelompok dan menerobos sepasukan besar kerajaan Romawi.
Itulah Kisah Khalid bin Walid, Panglima Perang Islam Berjuluk Pedang Allah yang perlu diteladani.
Wallahu A'lam