Kisah Pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Pendeta Nasrani Buhaira

Kastolani Marzuki
Kisah Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Pendeta Nasrani Buhaira saat berdagang sewaktu masih kecil. (Foto: Freepik)

Andaikata diketahui oleh orang Yahudi, bahwa anak inilah yang menjadi Rasul di kemudian hari, tentulah mereka berusaha untuk membunuhnya. Orang Yahudi mempunyai sifat busuk hati, dan mereka menginginkan orang yang menjadi Rasul itu hendaknya dari kalangan Bani Israil saja, jangan dari bangsa lain (Arab).Berita tentang diri Nabi Muhammad Saw. 

Bahwa ia akan menjadi pemimpin dunia dan Nabi diperkuat dengan tanda-tanda waktu kelahirannya. Tanda-tanda tersebut diperkuat juga oleh penjelasan pendeta Buhaira.

Keajaiban awan ini sangat terkenal dan telah disaksikan oleh banyak orang termasuk Maisarah di saat pergi bersama Muhammad SAW ke daerah Syam membawa dagangan Khadijah, demikian juga Khadijah, pembantu-pembantu wanitanya, dan lainnya.

Tanda Kenabian di Antara Dua Pundak Rasulullah

Tanda kenabian yang satu ini disebut dengan Khatam An-Nubuwwah yang dia bawa sejak lahir. Khatam An-Nubuwwah artinya stempel kenabian. Tanda ini adalah tahi lalat berwarna hitam kekuning-kuningan. Sebahagian ulama mengatakan disitu tertulis “Muhammad rasul utusan Allah.

Selain keajaiban awan, tanda ini telah membuat pendeta Buhaira menyuruh Abu Thalib yang sedang berdagang di Syam untuk segera membawa Muhammad Saw pulang ke Makkah. Sebab, dia khawatir jikaorang-orang Yahudi yang mengetahuinya akan membunuhnya karena iri.

Tanda ini juga yang dicari oleh seorang shahabat berkebangsaan Persia, Salman Alfarisy atas wasiat dari seorang pendeta Kristen Umuriyah, Wilayah Romawi.Tanda ini pula yang diselidiki oleh Tanukhi atas perintah raja Romawi Timur, yang pada akhirnya membuatnya masuk Islam.

Abu Thalib tampak ketakutan dengan peringatan itu. Dia yakin bahwa apa yang dikatakan Buhaira itu benar. Maka dari itu, segera setelah urusan perdagangannya selesai, Abu Tholib segera membawa Muhammad pulang. Sesulit apa pun beban hidupnya, Abu Tholib tidak pernah lagi pergi berdagang ke tempat jauh demi melindungi keponakannya itu.

Jalur yang dilewati kafilah Abu Tholib adalah jalan kafilah Barat yang menyusuri Laut Merah, Madyan, Wadi Al Qurra, Hijir, dan Kota Bushra.

Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait
Nasional
2 hari lalu

Clarissa Tanoesoedibjo Ungkap Rapimnas Kadin 2025 Berjalan Sukses, Peserta Tembus 1.000 Orang

Internasional
12 hari lalu

Pertemuan Perdana Trump dan Zohran Mamdani di Gedung Putih, Ini yang Dibahas

Nasional
30 hari lalu

Prabowo Ungkap Pertemuan dengan Jonan Bahas soal Proyek Whoosh

Nasional
1 bulan lalu

Dasco Terima Kunjungan Abu Bakar Ba'asyir di DPR, Bahas Persatuan dan Kemaslahatan Umat

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal