أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا
“Jika saya mengetahui malam mana yang merupakan Lailatul Qadar, apa yang harus saya ucapkan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
قُولِى: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
“Ucapkanlah: Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah dosaku.” (HR. Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi menyatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa hadits ini sahih).
Penjelasan Ibnu Rajab rahimahullah:
و إنما أمر بسؤال العفو في ليلة القدر بعد الإجتهاد في الأعمال فيها و في ليالي العشر لأن العارفين يجتهدون في الأعمال ثم لا يرون لأنفسهم عملا صالحا و لا حالا و لا مقالا فيرجعون إلى سؤال العفو كحال المذنب المقصر
“Dianjurkan untuk meminta ampun kepada Allah di malam Lailatul Qadar setelah melakukan usaha yang sungguh-sungguh dalam beribadah di malam-malam Ramadhan dan sepuluh malam terakhir. Ini karena orang-orang yang berilmu akan berusaha keras dalam beribadah, tetapi mereka merasa bahwa amalan yang mereka lakukan bukanlah yang terbaik, maka mereka kembali memohon ampun kepada Allah seperti orang yang penuh dosa karena telah kurang dalam beribadah.” (Lihat Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 362-363).
Yahya bin Mu’adz berkata,
ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو
“Bukanlah orang yang berilmu jika tidak mengharapkan ampunan dari Allah.” (Latha-if Al-Ma’arif, hlm. 362-363).
Dengan menerapkan amalan-amalan di atas, diharapkan kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih berkah serta ampunan-Nya di malam Lailatul Qadar.
Demikianlah pembahasan mengenai kultum Ramadhan singkat 1 menit. Semoga artikel ini bermanfaat.