5. Khutbah Jumat Maulid Nabi, Rahmat Alam Semesta
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللّٰهِ وَبَرَكَاتُه
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْاَحَدِ الصَّمَدِ الَّذِيْ اَنْعَمَ عِبَادَهُ بِالْاِسْلَامِ وَالْاِيْمَانِ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّللْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَا سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوُجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللّٰهُ بِهِ الْلْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ
أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِاِيَايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ تَعَالٰى وَطَاعاعَتِهِ بِاِمْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ
قَالَ اللّٰهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
( QS: Al Ahzab : 21 )
Ma’asyiral Muslimin jamaah sholat Jumat rahimakumullah...
Marilah kita jadikan pelaksanaan sholat Jumat ini sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kembali kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan taqwa yang sebenar-benarnya taqwa. Dalam arti bagaimana kita selalu istiqomah berusaha dan berupaya sekuat tenaga dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan meninggalkan apa-apa yang dilarang dan diharamkan-Nya dalam menjalani semua aktifitas kehidupan kita sehari-hari, di manapun dan kapanpun kita berada. Karena taqwa adalah merupakan modal dan bekal utama bagi kita untuk meraih keselamatan dan kebahagian hidup di dunia yang sesaat dan fana ini dan dalam kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Ta’ala:
اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًاۙ
Artinya: “Sungguh, orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan.” (QS An-Naba’ : 31)
Yakni, menurut Abu Laits As-Samarqandi dalam kitab Tanbihul Ghofilin maknanya adalah:
اَيْ نَجَاةً وَسَعَادَةً
“Keselamatan dan kebahagiaan.”
Ma’asyiral Muslimin Jamaah sholat Jumat yang berbahagia...
Saat ini kita telah berada di Rabiul Awal, di mana menurut pendapat yang lebih sahih pada bulan inilah, tepatnya pada hari Senin 12 Rabiul Awal Tahun Gajah telah dilahirkan Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi semesta alam. Karena itu dalam khutbah Jum’at ini Khotib akan mengangkat sebuah judul khutbah: “Nabi Muhammad, SAW Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin”, agar kita semua dapat meneladani sifat, dan sikap serta kepribadian beliau yang mulia dalam menebarkan kasih sayang dalam kehidupan untuk meraih limpahan rahmatnya Allah SWT. Sebagaimana firman ْ Allah SWT dalam surah Al Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat…”
Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah...
Melalui Alquran, Allah SWT telah menegaskan tentang tujuan dilahirkan dan diutusnya nabi Muhammad, SAW. ke dunia ini, sebagaimana firman-Nya :
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya’ (21) : 107)
Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Maroh Labid menafsirkan ayat tersebut dengan kata-kata beliau; “Dan tidaklah Kami mengutus engkau wahai makhluk yang paling mulia dengan membawa syariat (agama islam) kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam.”
Ma’asyiral Muslimin jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah...
Yang dimaksud dengan semesta alam dalam ayat tersebut, menurut syekh Ahmad As-Showie dalam kitab Hasyiyah As-Showie menyatakan; “Yakni, orang-orang yang berbuat kebaikan dan ketaatan maupun orang-orang yang berbuat durhaka, orang-orang yang beriman maupun orang-orang kafir.”
Sedangkan yang dimaksud dengan rahmat dalam ayat tersebut, dalam kitab tafsir At-Thabari dikutip pendapat Ibnu Abbas, RA yang mengatakan, “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, Allah tetapkan baginya rahmat di dunia dan akhirat. Dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rosul-Nya maka dia diselamatkan dari azab yang telah menimpa umat-umat (terdahulu) yang berupa ditenggelamkan dan dilempari batu (di dunia ini).”
Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat yang berbahagia...
Makna rahmat secara umum menurut Al-Jurzani dalam kitab At-Ta’rifatnya adalah:
اَلرَّحْمَةُ هِيَ إِرَادَةُ إِيْصَالِ الْخَيْرِ
Yang berarti “Kehendak untuk menyampaikan kebaikan”
Rahmatan Lil ‘Alamin ini sangat tampak jelas sebagaimana yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad, SAW. baik secara langsung melalui sifat, prilaku dan kepribadian beliau yang mulia maupun melalui ajaran-ajaran syariat Islam yang telah dibawa oleh beliau. Terkait dengan sifat, prilaku dan kepribadian beliau yang mulia yang penuh dengan kebaikan dan kasih sayang, telah dijelaskan langsung oleh Allah melalui firman-Nya:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ ....
“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali ‘Imran (3) : 159)
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir terkait ayat tersebut dikutip ucapan Hasan Al-Bashri yang mengatakan: “Ini adalah kepribadian Muhammad, SAW. yang Allah utus ia dengan kepribadian seperti itu.”
Abdullah bin ‘Amr telah mengatakan bahwasanya dia telah melihat sifat-sifat Rosulullah, SAW. dalam kitab-kitab terdahulu : “Bahwasanya Rasulullah SAW bukanlah orang yang suka berbicara kasar, dan tidak berhati keras, dan tidak suka berteriak-teriak di pasar, dan tidak membalas perbuatan keburukan dengan balasan keburukan pula, tetapi Beliau mema’afkan dan mengabaikannya.”
Dalam sebuah hadits, Rosulullah, SAW. telah bersabda:
إِنَّ اللّٰهَ أَمَرَنِيْ بِمُدَارَاةِ النَّاسِ كَمَا أَمَرَنِيْ بِإِقَامَةِ الْفَرَائِضِ
“Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku untuk bersikap ramah terhadap manusia, sebagaimana Allah telah memerintahkan aku untuk melaksanakan kefardhuan-kefardhuan.” (HR. Ad-Dailami dari sayyidah ‘Aisyah)
Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Jumat rahimakumullah...