Dikutip pwnujatim.or.id, Kiai Wahab adalah pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi terbesar di Indonesia. Perjuangan KH Wahab Chasbullah dalam bela negara di mulai ketika menjadi Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah) saat melawan penjajah Jepang, serta pendirian “Tashwirul Afkar” (Pergolakan Pemikiran) yang merupakan perintisan gerakan kebebasan berpikir dan pentingnya kebebasan dalam keberagamaan dan berpendapat, di Surabaya pada 1914.
Praktisi Linguistik Jombang, Khoirul Hasyim, kata “Dulimu” dalam salah satu syair lagu Ya Lal Wathon ini merupakan serapan dari bahasa melayu. ‘Duli’ ini termasuk bahasa klasik yang memiliki makna mendalam.
Menurut Hasyim, ada dua makna dalam kata Duli ini, yakni debu dan kaki. Keduanya berjenis Nomina.
"Dari peran yang dimiliki ‘duli’ dapat dipastikan ia bermakna ‘kaki’. Mengenai siapa dan apa ‘kaki’ yang dimaksud tersebut, tinggal dilakukan perikan lagi, siapakah peyangga -NKRI-. Sebab sufiks ‘-mu’ mengikatkan ‘duli’ kepada subjek yang melakukan peran aksi sebagai agen," katany dikutip dari dakwahnu.id.