JAKARTA, iNews.id - Mengapa hanya Nabi Muhammad yang mendapat gelar Uswatun Hasanah? Pertanyaan itu pastinya sering muncul di benak sebagian umat Muslim.
Penting kiranya untuk mengetahui alasan diberikannya gelar Uswatun Hasanah kepada Nabi Muhammad. Untuk itu, perlu diketahui terlebih dahulu makna dari Uswatun Hasanah tersebut.
Uswatun Hasanah mempunyai arti sebagai teladan yang baik. Teladan yang dimaksud merujuk pada sifat Rasulullah yang sangat terpuji, sehingga dijadikan sebagai figur panutan bagi seluruh umat manusia.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh Rasulullah yakni siddiq, fathonah, tabligh, dan amanah. Oleh karena itu, tidak heran jika setiap perkataan dan perbuatannya disebut dengan sunnah.
Nabi Muhammad merupakan sebaik-baiknya panutan. Oleh karena itu, beliau mendapatkan gelar Uswah Hasanah dalam segala keadaan beliau, kecuali dalam hukum-hukum yang dikhususkan untuk beliau semata. Hal itu sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzab: 21)
Meski ayat tersebut turun saat di dalam keadaan perang Ahzâb, tetapi hukumnya bisa meliputi keadaan apa saja dan dalam kapan saja. Oleh karena itu, Imam Ibnu Katsîr berkata mengenai ayat tersebut demikian:
“Ayat yang mulia ini merupakan dalil yang agung dalam meneladani Rasûlullâh SAW dalam segala perkataan, perbuatan, dan keadaan beliau. Orang-orang diperintahkan meneladani Nabi dalam perang Ahzâb, dalam kesabaran, usaha bersabar, istiqomah, perjuangan, dan penantian beliau terhadap pertolongan dari Rabbnya. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada beliau sampai hari Pembalasan”.
Rasulullah hadir di muka bumi dengan alasan untuk menjadi penuntun umat manusia khususnya umat Islam yang berada dalam masa jahiliyah, untuk menuju jalan kebenaran. Hal tersebut juga sesuai dengan firman Allah SWT yang ditegaskan QS. Saba’ ayat 28:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَاۤفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: "Dan Kami tidak mengutus engkau, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Saba': 28).