JAKARTA, iNews.id - Niat puasa ganti Ramadhan karena haid perlu dipelajari. Sebagaimana yang telah diketahui, setiap orang Islam yang baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk menunaikan puasa Ramadhan.
Puasa ini boleh ditinggalkan jika sakit keras, tua renta, atau dalam perjalanan yang bukan untuk tujuan maksiat. Selain itu, wanita yang haid juga diperintahkan untuk meninggalkan puasa Ramadhan, sebagaimana dijelaskan dalam hadits.
أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ
Artinya: Bukankah wanita jika haid tidak shalat dan tidak puasa? (HR. Bukhari, no. 304; Muslim, no. 79).
مَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِى الصَّوْمَ وَلاَ تَقْضِى الصَّلاَةَ فَقَالَتْ أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ قُلْتُ لَسْتُ بِحَرُورِيَّةٍ وَلَكِنِّى أَسْأَلُ. قَالَتْ كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ
Artinya: Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’ shalat?’ Maka Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ‘Aku menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia menjawab, ‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat’. (HR. Muslim no. 335).