Sayyidah Aisyah Radhiallahu Anha meriwayatkan bahwa ketika Nabi SAW baru kembali dari perang Khandaq didatangi Malaikat Jibril AS untuk kembali mengangkat pedang.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمَّا رَجَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْخَنْدَقِ وَوَضَعَ السِّلَاحَ وَاغْتَسَلَ أَتَاهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام فَقَالَ قَدْ وَضَعْتَ السِّلَاحَ وَاللَّهِ مَا وَضَعْنَاهُ فَاخْرُجْ إِلَيْهِمْ قَالَ فَإِلَى أَيْنَ قَالَ هَا هُنَا وَأَشَارَ إِلَى بَنِي قُرَيْظَةَ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ
Artinya: Dari Aisyah radliallahu anha, ia berkata; Ketika Nabi shallallahu alaihi wasallam kembali dari perang Khandaq, setelah beliau meletakkan senjata dan mandi, malaikat Jibril alaihis salam datang menemui beliau seraya berkata: "Apakah anda hendak meletakan senjata? Demi Allah kami tidak akan meletakkannya. Keluarlah anda (untuk memerangi) mereka." Beliau bertanya: "Kemana?" Jibrilmenjawab: "Kesana." Jibril memberi isyarat (untuk pergi memerangi) Bani Quraizhah. Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam berangkat menyerbu mereka." (HR. Bukhari) [No. 4117 Fathul Bari] Shahih.
Direktur Rumah Fiqih Indonesia Ahmad Sarwat MA dalam bukunya Islam Agama Perang atau Damai? menjelaskan, Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada tahun ke-6 hijriah. Perjanjian Hudiabiyah ini berawaal dari sikap kaum Musyrikin Quraisy yang melarang Nabi SAW dan umat Islam melaksanakan umrah.
Rasulullah SAW berketetapan untuk melaksanakan umrah ke Mekkah. Nabi SAW meninggalkan Madinah mengajak istrinya Ummu Salamah serta menyerahkan tugas sebagai imam shalat lima waktu kepada Abdullah bin Ummi Maktum atau Namilah Al-Laitsi.
Kabar tersebut terdengar pengusaa Makkah. Mereka pun mengadang Rasulullah SAW di Kota Hudaibiyah beberapa kilometer sebelum masuk Kota Makkah.
Rasulullah SAW yang datang bukan untuk bermaksud perang lantaran tidak membawa senjata kemudian memilih damai dengan membuat perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian Hudaibiyah.
Rasulullah SAW awalnya mengutus sahabat Utsman bin Affan namun Utsman ditahan selama beberapa hari. Rasulullah SAW kemudian mengutus sahabat Ali bin Abi Thalib dalam perjanjian Hudaibiyah. Beberapa poin perjanjian itu antara lain:
Digantinya lafaz bismillahirrahmanirrahim yang bisa digunakan Rasulullah SAW dengan bismikallahumma. Rasulullah SAW tidak berkebaratan atas kemauan Suhail bin Amr dari perwakilan kaum Quraisy ini.
Kenabian Muhammad SAW tidak diakui. Dalam perjanjian Hudaibiyah, perwakilan kaum kafir Quraisy tidak mau menulsikan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah (Rasulullah).
Mereka meminta agar nama Rasulullah SAW diganti dengan Muhammad bin Abdillah”.