JAKARTA, iNews.id - Peristiwa Karbala 10 Muharram atau Hari Asyura merupakan tragedi memilukan bagi umat Islam. Pada hari itu, Sayyidina Husain, cucu Rasulullah Saw terbunuh di Karbala.
Kisah terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib itu terjadi pada tanggal 10 Muharram 61 Hijriah.
Peristiwa itu memang sangat kejam dan tragis bagi siapa yang merenungkan ataupun membaca kisahnya. Sebab yang dibunuh adalah orang yang sangat dicintai Rasulallah SAW.
Pembunuhan ini dilakukan oleh kelompok pro-khalifah pada masa itu. Yaitu pendukung Yazid bin Mu’awiyah. Menurut beberapa pakar sejarah, meskipun sebenarnya khalifah Muawiyah tidak menghendaki tentang pembunuhan itu.
Wakil Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU, M Imaduddin dikutip dari laman dakwahnu.id, menjelaskan bahwa Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair, dan sahabat-sahabat yang lain telah mengingatkan Husein untuk jangan berangkat menemui pendukungnya di Kufah, karena kuat kemungkinan hal itu perangkap atas dirinya dan ahlul bait.
Namun karakter Husein yang teguh pendirian dan pemberani seperti ayahnya Ali bin Abi Thalib, membuatnya menolak saran kolega-koleganya, meski ia tetap berterima kasih atas saran tersebut. Berangkatlah Husein dari Mekkah menuju Kufah bersama rombongan ahlul bait sebanyak 72 orang.
Sesampainya di Karbala, kurang lebih 100 km barat daya Baghdad, rombongan cucu Rasulullah itu dihadang oleh pasukan yang dipimpin oleh Ubaidullah bin Ziyad atas perintah Khalifah Yazid bin Muawiyah.