Peristiwa Nisfu Syaban, Ini Kisah Pemindahan Kiblat dari Baitul Maqdis ke Kakbah

Kastolani Marzuki
Peristiwa pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Baitullah atau Kakbah di Mekkah terjadi pada pertengahan Bulan Syaban atau Nisfu Syaban. (Foto: AFP)

Meski demikian, perpindahan kiblat ini menimbulkan berbagai pertanyaan dari sebagian umatnya. Bahkan sebagian lain ada yang menentangnya, sehingga Allah menurunkan jawaban untuk merespons pertanyaan dan penentangan ini dalam surat Albaqarah ayat 143;

وَمَا جَعَلْنَا الِقبْلَةَ التِيْ كُنْتَ عَلَيْهَا اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتبِعَ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلا عَلَى الذِّيْنَ هَدَى اللهُ (البقرة: 143)

Artinya; “dan kami tidak menjadikan kiblatmu yang sekarang melainkan supaya kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (perpindahan kiblat ini) amat sangat berat kecuali bagi orang yang mendapat petunjuk dari Allah”.

Perpindahan Kiblat dari Baitul Maqdis ke Kakbah itu terjadi saat Rasulullah SAW sedang melaksanakan sholat ashar. Karena itu, maka berita pemindahan ini terlambat sampai kepada penduduk Quba dan baru sampai kepada mereka pada salat Subuhnya.

Dalam riwayat lain disebutkan saat sedang sholat dzuhur.

Hadits ini diriwayatkan Abu Na'im (yaitu Al-Fadl ibnu Dakin) dari Al Barra. Rasulullah SAW pernah bersabda:

حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْبَرَاءِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صلَّى قبلَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا، وَكَانَ يُعْجِبُهُ قِبْلَتُهُ قِبَلَ الْبَيْتِ وَأَنَّهُ صَلّى صَلَاةَ الْعَصْرِ، وَصَلَّى مَعَهُ قَوْمٌ، فَخَرَجَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ يُصَلِّي مَعَهُ، فَمَرَّ عَلَى أَهْلِ الْمَسْجِدِ وَهُمْ رَاكِعُونَ، فَقَالَ: أَشْهَدُ بِاللَّهِ لَقَدْ صَلّيت مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قبل مكَّة، فداروا كما هم قبل البيت

telah menceritakan kepada kami Zuhair, dari Abi Ishaq, dari Al-Barra yang menceritakan hadis berikut: Bahwa Nabi Saw. salat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, padahal beliau sendiri lebih suka bila kiblatnya ke arah Baitullah (Ka'bah). Dan (pada suatu hari) beliau melakukan salat Asar dan salat pula bersamanya suatu kaum (maka turunlah ayat memerintahkan agar menghadap ke Ka'bah), lalu keluarlah seorang lelaki dari jamaah yang ikut salat bersamanya. Kemudian lelaki itu melewati ahli masjid yang sedang rukuk dalam salatnya, lalu lelaki itu berkata, "Aku bersaksi dengan nama Allah, sesungguhnya aku telah solat bersama Rasulullah Saw. Dengan menghadap ke arah Mekah.” Maka mereka berputar menghadap ke arah Baitullah dalam keadaan rukuk.

Al-Barra menceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, selalu shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan. Setelah mendapatkan wahyu dari Allah, Nabi SAW kemudian mengubah arah kiblat ke Baitullah.

Wallahu A'lam

Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait
Internasional
3 bulan lalu

Viral, Ribuan Jemaah Khusyuk Beribadah di Masjidil Haram meski Badai dan Hujan Lebat

Nasional
4 bulan lalu

Matahari Tepat di Atas Kakbah Sore Ini, Ayo Cek Arah Kiblat!

Nasional
4 bulan lalu

Matahari di Atas Kakbah 15-16 Juli 2025, Waktunya Cek Arah Kiblat

Nasional
5 bulan lalu

Momen Presiden Prabowo Cium Hajar Aswad di Masjidil Haram

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal