Imam Baihaqi telah meriwayatkannya melalui riwayat Usman ibnul Haisam (juru azan), dari Mahbub ibnu Hilal, dari Ata ibnu Abu Maimunah, dari Anas, lalu disebutkan hal yang semisal; dan inilah sanad yang benar.
Dengan keutamaan tersebut, Muslim dianjurkan untuk banyak membaca Surat Al Ikhlas dalam berbagai kesempatan.
Asbabun Nuzul Surat Al Ikhlas
Asbabul Nuzul atau latar belakang turunnya Surat Al Ikhlas yakni tentang pertanyaan orang-orang Musyrik yang meminta kepada Nabi Muhammad SAW tentang Allah.
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir disebutkan dari Jabir ra mengatakan bahwa pernah ada seorang Badui datang kepada Nabi Saw, lalu bertanya:
"Gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu." Maka turunlah firman Allah Swt:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
qul huwallaahu aḥad
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
allaahuṣ-ṣamad
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
lam yalid wa lam yụlad
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
Artinya: Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa." Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, "Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (QS. Al Ikhlas: 1-4)
Wallahu A'lam Bishowab.