Sehari sebelum Surabaya di bombardir tentara Inggris, petinggi tentara Inggris di Jakarta memberi ultimatum kepada rakyat di Surabaya agar siapa yang membunuh Mayor Jenderal Mallaby segera menyerahkan diri. Selain itu, semua rakyat Surabaya yang memegang senjata api agar menyerahkannya kepada sekutu.
“Namun, seruan atau ultimatum itu dijawab KH Hasyim Asy’ari dengan seruan Jihad. Makanya terjadinya pertempuran 10 November 1945,” kata penulis buku Fatwa Resolusi Jihad, Sejarah Perjuangan Rakyat Semesta di Surabaya, 10 November 1945 itu.
Fatwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada 22 Oktiber 1945 menjadi cikal bakal lahir dan ditetapkannya Hari Santri oleh pemerintah.
Presiden Joko Widodo kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Berikut isi Keppres Nomor 22 Tahun 2015:
Pertama: Menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri
Kedua: Hari Santri bukan hari libur.