Usai melaksanakan shalat ‘Isyâ" pada malam penuh barakah itu, Malaikat Jibril Alaihissallam mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membedah dada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu ia mencucinya menggunakan air Zam-am. Kemudian dibawakan bejana emas penuh dengan hikmah dan iman lalu dituangkan ke dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Setelah itu Malaikat Jibril menutup kembali dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dibawanya naik ke langit.
Dari Anas Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ (وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ طَوِيلٌ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ. يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ) قَالَ، فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ. قَالَ، فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الأَنْبِيَاءُ. ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ. ثُمَّ خَرَجْتُ. فَجَاءَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِإِنَاءٍ مِنْ خَمْرٍ، وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ. فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ. فَقَالَ جِبْرِيلُ: اخْتَرْتَ الْفِطْرَةَ ثُمَّ عَرَجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ.
“Aku diberi Buraq, yaitu seekor hewan putih yang lebih besar dari himar dan lebih kecil dari keledai. Aku mengendarainya. Dia membawaku hingga sampai ke Baitul-Maqdis. Lalu aku mengikatnya di tempat para nabi menambatkan. Aku masuk ke Baitul-Maqdis dan shalat dua raka’at. Setelah itu aku keluar. Malaikat Jibril menghampiriku dengan membawa satu wadah berisi khamr dan satu wadah berisi susu. Aku memilih susu. Malaikat Jibril Alaihissallam berkata: ‘Engkau telah (memilih) sesuai dengan fithrah,’ setelah itu, ia membawaku naik ke langit”.[4] Dan dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama para nabi sebelum naik ke langit.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibawa naik melewati beberapa langit. Pada setiap langit, Malaikat Jibril minta agar dibukakan pintu langit lalu ia ditanya: “Siapakah yang bersamamu?” Jibril Alaihissallam menjawab,”Muhammad,” penghuni langit itupun menyambutnya.
Di langit dunia, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan Nabi Adam Alaihissallam , di langit kedua berjumpa dengan Nabi Isâ Alaihissallam dan Nabi Yahya Alaihissallam , di langit ketiga berjumpa dengan Nabi Yûsuf Alaihissallam , di langit keempat dengan Nabi Idris Alaihissallam , di langit kelima dengan Nabi Hârûn Alaihissallam , di langit keenam dengan Nabi Musâ Alaihissallam , dan di langit ketujuh berjumpa dengan Nabi Ibrâhîm Alaihissallam yang sedang bersandar pada Baitul-Ma’mûr. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan perjalanan sampai ke Shidratul-Muntahâ (langit tertinggi). Di sinilah, Allah Azza wa Jalla mewajibkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan umatnya untuk menegakkan shalat 50 kali sehari semalam.