Dikutip dari Buku Syariat Bershalawat karya Muhammad Habib Mustofa, Al Fairuz Abadi meriwayatkan dari Abu Hasan Al Syafi'i, dia berkata " Aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW kemudian bertanya" Wahai Rasulullah, apa balasan yang diperoleh Imam Syafi'i atas sholawat dalam kitabnya Al Risalah
صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ كُلَّما ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُونَ.
Rasulullah SAW menjawab "Dia tidak akan dihisab pada hari kiamat".
Dinukil dari Pusat Kajian Hadis (PKH), hukum membaca shalawat kepada Nabi SAW di luar shalat boleh dibaca dengan redaksi yang disusun oleh selain Rasulullah. Boleh redaksi dari para Shahabat RA, para ulama generai Tabi’in atau Tabi’ Tabi’iin, para ulama atau kita sendiri selama redaksi shalawat tersebut benar dan tidak menyimpang dari syariat.
Muslim dianjurkan untuk terus membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW agar mendapat syafaatnya kelak di hari kiamat. Terutama di malam atau hari Jumat yang penuh barokah.