Selama berada di gua persembunyian, para pemuda itu tertidur. Namun siapa sangka, mereka ternyata ditidurkan dalam jangka waktu yang sangat lama atas seizin Allah. Hal ini diceritakan dalam surat Al Kahfi ayat 25-26.
وَلَبِثُوْا فِيْ كَهْفِهِمْ ثَلٰثَ مِائَةٍ سِنِيْنَ وَازْدَادُوْا تِسْعًا قُلِ اللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوْا ۚ لَهٗ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَبْصِرْ بِهٖ وَاَسْمِعْۗ مَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّلِيٍّۗ وَلَا يُشْرِكُ فِيْ حُكْمِهٖٓ اَحَدًا
"Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). Katakanlah, "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua), kepunyaan-Nyalah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya. tidak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain dari-Nya; dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan." (QS. Al Kahfi: 25-26).
Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa ketujuh pemuda itu ditidurkan selama 309 tahun. Mereka kemudian dibangunkan oleh Allah dari tidurnya.
Wajah mereka pun berseri-seri dan saling bertanya berapa lama tidur dalam di gua tersebut. Sebagian dari tujuh pemuda itu lalu berkata bahwa hanya Allah yang tahu berapa lama mereka ditidurkan.
Setelah itu, mereka keluar dari gua dan mencari makan ke kota. Tetapi, para pemuda itu kaget karena keadaan kota sudah berubah dan banyak orang yang sudah beriman kepada Allah SWT.
Itulah alasan surat Al Kahfi juga disebut Ashabul Kahfi yang artinya para penghuni gua. Ashabul Kahfi atau Seven Sleepers of Ephesus merupakan kisah yang langgeng pada ajaran Nasrani dan Islam selama abad pertengahan hingga saat ini.