JAKARTA, iNews.id - Tata cara tayamum sesuai sunnah atau tuntunan Rasulullah SAW penting diketahui setiap muslim. Tayamum menjadi alternatif bersuci ketika tidak memperoleh air.
Tayamum juga dapat dikatakan sebagai pengganti wudhu dengan cara bersuci menggunakan debu. Secara harfiah atau bahasa, tayammum bisa diartikan sebagai Al Qosdu yang berarti maksud.
Namun secara istilah dalam syari’at, tayamum adalah sebuah bagian dari peribadatan kepada Allah berupa mengusap wajah dan kedua tangan dengan menggunakan sho’id yang bersih. Sho’id dapat diartikan sebagai seluruh permukaan bumi yang dapat digunakan untuk bertayamum, baik yang terdapat tanah di atasnya ataupun tidak.
Tayammum disyari’atkan berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah dan Ijma’ (konsensus) kaum muslimin khususnya para ulama. Adapun dalil dari Al Qur’an merujuk pada firman Allah dalam surah Al Maidah ayat 6.
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”. (QS. Al Maidah [5] : 6).
Sedangkan dalil As Sunnah merujuk pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dari sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu:
وَجُعِلَتْ تُرْبَتُهَا لَنَا طَهُورًا إِذَا لَمْ نَجِدِ الْمَاءَ
“Dijadikan bagi kami (umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ) permukaan bumi sebagai thohur/sesuatu yang digunakan untuk bersuci[4] (tayammum) jika kami tidak menjumpai air”.
Adapun tata cara tayamum seperti yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW adalah dengan mengusap wajah dan kedua telapak tangan menggunakan debu yang suci.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى قَالَ قَالَ عَمَّارٌ لِعُمَرَ تَمَعَّكْتُ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَكْفِيكَ الْوَجْهَ وَالْكَفَّيْنِ
Dari Abdurrahman bin Abza ia berkata; Ammar berkata kepada Umar, "Aku bergulingan (di atas pasir) lalu menemui Nabi shallallahu alaihi wasallam. Maka beliau pun bersabda: "Cukup bagimu (mengusap debu) pada muka dan kedua telapak tangan." (HR. Bukhari) [ No. 341 Fathul Bari ] shahih.
1. Membaca Niat Tayamum, berikut ini adalah lafal arab, latin, dan artinya:
نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاسْتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ للهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu tayammuma listibaahatishsholaati lillaahi taala.
Artinya: "Saya berniat Tayamum untuk diperbolehkannya Shalat karena Allah Ta’ala".
Bacaan Niat tayamum lain yang dapat diamalkan yakni:
نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لاِسْتِبَاحَةِ الصَّلاَةِ المَفْرُوضَةِ للهِ تعَاَلَى
Latin: Nawaitu tayammuma lisstibahasholaatil mafrudhoti lillahi ta'ala.
Artinya: “Saya niat tayamum agar dapat diperbolehkan melaksanakan shalat fardhu karena Allah Ta’ala”.
2. Setelah membaca niat, lanjutkan dengan membasuh wajah menggunakan kedua tangan yang telah ditempel dengan debu suci. Tangan sebelah kanan membasuh wajah sebelah kiri, sedangkan tangan sebelah kiri membasuh wajah sebelah kanan.
3. Selanjutnya, membasuh kedua tangan sampai siku secara bergantian. Tangan sebelah kanan membasuh tangan kiri dan tangan kiri membasuh tangan sebelah kanan.
4. Bertayamum harus dilakukan secara tertib dan berurutan, dari rukun pertama sampai selanjutnya. Tahapannya tidak boleh dibalik dengan membasuh kedua tangan kemudian wajah. Dianjurkan juga untuk membaca doa tayamum seperti berikut:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِن عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ أَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.
Asyhadu anlaaa ilaaha illallah wahdahuu laa yasrikalahu wasyhadu anna muhammadan 'abduhuu warasuuluhu. allahumaj'alnii minat tawwabiina waj'alnii minal mutathohhiriina waj'alnii min 'ibadikash shoolihin. subhaanakallahumma wabihamdika asyhadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka watuubu ilaiika.
Artinya: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang ahli taubat, jadikanlah aku termasuk orang yang ahli bersuci dan jadikanlah aku termasuk golongan hamba-hamba-Mu yang shalih. Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.