Teks Khutbah Jumat Menyentuh Hati Edisi 18 Juli 2025 tentang Umur dan Waktu

Kastolani Marzuki
Ilustrasi jemaah sholat Jumat khusyuk menyimak khutbah Jumat di masjid Istiqlal. (Foto: Dok.iNews)

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,

Dalam Alquran terdapat pesan yang sangat penting untuk menggugah dan mengingatkan diri akan anugerah yang Allah berikan berupa waktu itu. Dalam pandangan seorang muslim, waktu dikenal dengan empat istilah.

Pertama ialah ad-Dahr, sebagaimana dalam QS. Al-Insan ayat pertama,

هَلْ أَتَىٰ عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ حِينٌ مِّنَ ٱلدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْـًٔا مَّذْكُورًا

“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”. Ad-Dahr adalah waktu sebelum keberadaan seseorang. Maka terhadap ad-Dahr, seorang tidak mempunyai konsekuensi. Seorang tidak akan diminta pertanggung jawaban sebelum ia ada atau lahir di alam dunia.

Kedua ialah ‘Ajal, sebagaimana dalam QS. Al-A’raf: 34,

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”. ‘Ajal artinya batas keberadaan sesuatu. Itu mengapa orang yang meninggal sering disebut telah sampai pada ‘ajalnya, yakni telah sampai pada batas hidupnya di dunia.

Ketiga ialah al-Waqt, sebagaimana potongan ayat dalam QS. An-Nisa: 103,

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا…

“…Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. Al-Waqt adalah batas dari berakhirnya suatu pekerjaan, seperti adanya batas-batas waktu dalam shalat. Istilah ini yang kemudian diadopsi oleh bahasa Indonesia, al-waqt menjadi waktu.

Keempat ialah al-‘Ashr, sebagaimana dalam QS. Al-‘Ashr: 1-3,

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. Allah peringatkan hambanya dengan al-‘Ashr.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,

Harta yang hilang bisa dicari lagi. Namun waktu yang hilang tidak pernah bisa akan kembali lagi. Manusia yang berada dalam kerugian sebagaimana dalam QS. Al-‘Ashr, para ulama memilki beberapa penafsiran.

Ada yang mengatakan bahwa manusia di sini ialah semua orang. Ulama lainnya berpendapat bahwa manusia di sini bermakna mereka yang sudah baligh. Sebab, sebelum akil baligh semua amalan yang ia lakukan belum dihisab atau belum mukallaf.

Kata خُسْرٍ –khusrin’- dalam kaidah bahasa Arab disebut dengan istilah isim nakiroh atau kata benda yang memiliki makna keanekaragaman.

Sehingga maknanya menjadi manusia itu akan berada dalam keanekaragaman kerugian, kecuali mereka yang beriman. Iman merupakan keyakinan penuh dalam hati, ikrar dengan lisan, dan pengamalan dalam amal perbuatan.

Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, para Nabi dan Rasul-Nya, kitab-kitab suci-Nya, hari Akhir, dan Qadha-Qadhar-Nya.

Iman akan tumbuh subur dengan ilmu. Sehingga apabila kita ingin agar memiliki keimanan yang kuat, maka carilah ilmu sebanyak-banyaknya untuk menyuburkan iman tersebut. Teruslah belajar, tanpa terbatasi oleh waktu, tempat, dan keadaan.

Namun hanya mengandalkan iman saja, orang masih merugi. Sehingga ayatnya dilanjutkan dengan wa ‘amilū aș-șālihāt. Amal itu adalah apa yang dihasilkan oleh pikiran, hati dan perbuatan.

Bukan hanya perbuatan saja, bahkan pikiran, gagasan kita juga tergolong amal, serta gerakan hati pun termasuk amal.

‘Amilū aș-șālihāt maknanya bukan sembarang amal, akan tetapi amal yang shalih, amal yang membawa pada kebaikan baik untuk diri maupun makhluk Allah yang lain.

Kerugian seolah tidak berhenti, hingga menyempurnakannya dengan watawā śaubil haq- watawā śaubi al-șabr. Saling nasehat menasehati dalam soal yang haq.

Haq itu makna asalnya yang kokoh, adapun yang kokoh itu ialah nilai-nilai agama. Di mana nilai-nilai agama ini akan selalu tegak dan kokoh kapan dan di manapun. Kemudian menjadikan paripurna sampai saling bernasihat untuk senantiasa berlaku sabar.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait
Muslim
4 bulan lalu

Khutbah Jumat Memaknai Puasa di Bulan Muharram Edisi 11 Juli 2025

Muslim
4 bulan lalu

Teks Khutbah Jumat Bulan Muharam Singkat Padat Edisi 4 Juli 2025: Keutamaan Hijrah

Muslim
5 bulan lalu

Teks Khutbah Jumat 1 Muharram Edisi 27 Juni 2025 Singkat Penuh Hikmah

Seleb
3 hari lalu

Nahas, Sandal Herjunot Ali Hilang di Masjid saat Sholat Jumat

Muslim
2 bulan lalu

Contoh Teks Khutbah Jumat 26 September 2025 di Bulan Rabiul Akhir Singkat Terbaru

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal