“Ini mengilhami desainer bateeq untuk bermain dengan trompe l'oeil, seperti kebanyakan sulaman dan cetakan karet cermin warna kain shell. Pakaian mungkin tampak sederhana dari jauh, tetapi perbedaan dalam detail, tekstur dan volume terlihat dari sudut pandang yang lebih dekat,” papar Michelle. ”Dengan menggunakan teknik pemotongan laser, potongan dibuat pada kain untuk menciptakan efek bayangan,”sambung dia.
Koleksinya juga menunjukkan keahlian merek dan meningkatkan penggunaan serat yang lebih sadar lingkungan dan berkelanjutan. Tiga jenis jacquard terbuat dari wol-cupro, katun dan poliester. Bahan lain yang digunakan adalah tencel, cotton jersey, cotton denim, cotton twill, organza polyester, dan wool.
Menurut Michelle, Kelir memberi penghormatan kepada wayang kulit karena menjadi bagian integral dari budaya seni Indonesia. Selain itu untuk menunjukkan ide “bayangan” dalam wayang yang benar-benar menandakan segala sesuatunya jarang seperti kelihatannya.
Koleksi terbaru ini menawarkan berbagai potongan yang dapat dipakai dari hari ke malam, dari santai untuk acara-acara yang lebih formal. Ini menunjukkan kemampuan bateeq untuk mengikuti tren, tetapi juga untuk tetap setia pada identitas Indonesia.
“Hingga saat ini bateeq memiliki 80 lokasi di seluruh Indonesia. Kami memang sengaja menciptakan batik dengan target pasar kalangan muda,” kata Michelle.