Dia menjelaskan, pertunjukan ini menonjolkan dua motif, yaitu Arjuna Kenanga dan Awan Pohon. Dalam bahasa Sansekerta, 'Arjuna' secara harfiah berarti menjadi murni dalam tubuh dan pikiran. Sementara bunga magnolia (kenang) adalah simbol yang mengekspresikan rasa hormat seseorang kepada leluhurnya. Dengan demikian Arjuna Kenanga mengingatkan pada leluhur yang sering menyimpan banyak kebijaksanaan dan norma-norma kehidupan.
Di sisi lain, Awan dan Pohon mengambil inspirasi dari pegunungan di cerita wayang yang menggambarkan alam semesta dan isinya, yakni binatang, hutan, dan manusia.
”Dengan mengambil ilustrasi ini serta menggabungkannya pada pola batik mega mendung, kawung dan parang, motif Awan dan Pohon mengajarkan manusia untuk meniru alam, kita belajar untuk menjadi tenang, kuat dan tumbuh secara berkelanjutan,” tutur dia.
Selain itu, Kelir juga bisa diterjemahkan sebagai kata Jawa untuk 'warna'. Untuk alasan ini, pakaian-pakaian tersebut menampilkan beragam solid dan warna yang hidup. Motif menggunakan pemblokiran warna sementara masih mempertahankan nuansa gelap untuk mencerminkan musim gugur dan musim dingin.
Beberapa potongan menggunakan kain dengan warna yang sama tetapi dengan sedikit variasi nada. Ini adalah ketika seseorang melihat secara dekat bahwa perbedaan-perbedaan ini dapat dilihat.