JAKARTA, iNews.id – Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini, berdampak pula terhadap keberlangsungan bisnis fashion di Tanah Air. Desainer pun dituntut kreatif dengan lebih mengomptimalkan produksi karya busana siap pakai (ready to wear).
Ya, busana siap pakai memang lebih diminati pencinta fashion saat ini. Selain tidak ribet, busananya juga didukung dengan material bahan pilihan yang nyaman dikenakan untuk setiap kegiatan.
“Pemilihan bahan yang berkualitas, namun tetap nyaman untuk digunakan juga memiliki daya tarik yang lebih terhadap customer. Apalagi fashion ready to wear memiliki nilai tambah dengan adanya cerita di balik proses pembuatannya yang kuat dan relate pada kondisi lingkungan,” tutur desainer Pricilla Margie dalam keterangannya, Jumat (11/12/2020).
Untuk diminati pencinta fashion, kata dia, desainer tetap melakukan improvisasi dan mengembangkan desain yang sudah ada tanpa menghilangkan karakter dan ikon-ikon yang sudah menjadi dasar menjadi modal utama dalam mempertahankan bisnis pada bidang fashion.
Di pengujung tahun 2020, bisnis fashion memang mulai menggeliat. Sudah banyak kegiatan fashion yang dilakukan secara virtual dan offline dengan menerapkan protokol kesehatan. Salah satunya, Festival Payung di Candi Prambanan pada 5 Desember 2020 lalu.
Pricilla Margie dengan membawa koleksi SANTOON menggelar karya bertajuk “Budaya Millenial”. SANTOON adalah rebranding dari nama Egie (Pricilla Margie) and Mom. Bahan dari produk SANTOON menggunakan serat alam kapas, serat alam eucalyptus, dan rayon. Di mana bahan tersebut sudah melalui proses pengujian Laboratorium Balai Besar Tekstil di Bandung pada 2020. Konsep yang diangkat adalah budaya Betawi dengan kombinasi budaya milenial atau kekinian, di mana unsur budaya Betawi tetap melekat pada desain yang ditampilkan.
“Style yang digunakan pada Festival Payung ini berupa Arty off Beat, Femine Style, dan Dxotic Dramatic yang dikombinasi dengan gaya milenial dengan tetap menggunakan unsur warna dan motif khas Betawi,” katanya.