Umi Pipik sendiri mengaku tak terlalu memaksakan diri untuk mencari jodoh meski telah ditinggalkan sang suami selama sepuluh tahun. Saat ini, Umi Pipik ingin menikmati perannya sebagai seorang ibu yang mengurus keempat anaknya.
Di sisi lain, saat ini dia juga mempunyai tanggung jawab untuk berdakwah, menyampaikan nilai-nilai kebaikan. Mengenai urusan jodoh, Umi Pipik menyerahkan sepenuhnya kepada Sang Pencipta.
"Saya mah enggak ngoyo, gimana Allah aja. Saya lebih menikmati fokus ke anak-anak saya, lebih menikmati buat saya dakwah," kata Umi Pipik kepada awak media di Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, baru-baru ini.
Umi Pipik mengaku tak pernah merasa kesepian dan sendirian menjalani hidup meski tanpa sosok suami di sampingnya. Selain keberadaan anak-anak yang menguatkannya, dia juga merasa bahagia lantaran bisa bertemu dengan jamaah saat berdakwah.
"Saya nggak sendiri, banyak temannya, tuh ada jamaah yang ikutin mulu. Ya udah caranya Allah gimana gitu kalau misalkan rezeki, maut, jodoh kan Allah yang ngatur," ujar dia.
Umi Pipik juga menjelaskan jika para jamaah menjadi sumber kekuatan tersendiri baginya karena selalu saling mendoakan.
"Kalau saya sakit nih, saya sempat beberapa hari tuh nggak enak badan, kalau ketemu jamaah malah ada power tersendiri. Saling doain tuh kayaknya langsung sembuh gitu, keisi power-nya. Jadi udah nikmat aja," katanya.