“Bahasanya anak milenial itu beda. Milenial ini imajinasinya luar biasa. Bagaimana membuat ngobrol asyik? Kita pertama tunjukkan alasan pembuatan konten, baru pelan-pelan mencari gaya main yang sesuai,” katanya.
Tak hanya itu, anak milenial dianggap lebih menyukai konten yang sesuai dengan pemikiran mereka. Sehingga banyak karya dengan unsur sindiran, lebih laku ketimbang lainnya.
Melalui konten videonya dengan tema halal, banyak rumah makan di Tanah Air yang mengajak Ben untuk bekerja sama. Terakhir, dirinya berpesan untuk tidak mementingkan angka-angka selama pembuatan vlog.
“Sudah banyak beberapa restoran antre untuk di-review. Konten saya satu video minimal ditonton 30 sampai 40 ribu viewers. Tapi ada juga video saya yang sudah ditonton 149 ribu, sekarang mungkin lebih. Buat itu supaya menyebarkan ada nilainya, kalau mengejar angka banyak-banyakan pasti dapatnya hanya banyak. Tapi kalau main bagus-bagusan, maka kontennya akan bagus-bagus,” ucapnya.