Ayah Jajang C Noer ini juga terkenal dengan pidatonya yang penuh motivasi untuk pemuda Sumatera. Nazir berpidato di depan para pelajar Padang yang menyebut bahwa pemuda-pemuda Jawa sudah lebih maju dari pada di Sumatra lewat organisasi bernama Jong Java. Organisasi ini didirikan pada 7 Maret 1915 oleh dr. Satiman.
Lantaran itu Jong Sumatranen Bond (JSB) mengutus Nazir Datuk Pamoentjak untuk menyatukan semua pelajar di Sumatera guna melangkah lebih maju lagi dari sebelumnya. Organisasi JSB sendiri berdiri pada 9 Desember 1917, dua tahun setelah Jong Java dibentuk.
“Pemuda-pemuda Sumatera harus mengikuti jejak pemuda-pemuda Jawa. Kita tak boleh ketinggalan. Pemuda-pemuda Sumatera mempunyai tugas yang berat," Nazir Datuk Pamoentjak dalam isi pidatonya, dilansir Rabu (11/8/2021).
Menurutnya, para pemuda di Sumatera harus mengikuti jejak kemajuan yang dicapai lebih dulu oleh pemuda di Jawa. Selain itu, Nazir juga melihat tugas berat yang bakal dihadapi para pemuda Sumatera sebagai penerus generasi ke depan.
"Kita harus memajukan masyarakat Sumatera. Di tangan pemudalah, terletak nasib bangsa dan Tanah Air,” lanjut Nazir Datuk Pamoentjak.
Pada 1927, dia bersama Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo dan Abdulmajid Djojohadiningrat dipenjara oleh Kerajaan Belanda atas tuduhan mengikuti partai terlarang. Ali Sastroamijoyo dan Nazir Pamuntjak divonis masa tahanan selama dua tahun di Rotterdam, Belanda. Beruntung, Mohammad Hatta menolak semua dakwaan tersebut dengan pidatonya, Indonesie Vrij pada sidang kedua pada 22 Maret 1928.
Lantaran itu Nazir dan kawan-kawan akhirnya dibebaskan dan tidak terbukti bersalah meski sempat ditahan beberapa bulan. Pembebasan mereka disambut baik oleh Mr Duys (anggota parlemen Belanda waktu itu), dan Willem Drees, Perdana Menteri Belanda pada 1945.