"Tempatnya bener-bener tenang nyaman jauh dari kebisingan dan memang untuk usia saya lebih baik di daerah itu biar bener bener tenang. Secara tidak langsung waktu berjalan terus saya merasa 'oh my god ini bener bener persembahan dari suami buat hari tua udah kita nikmatin'," katanya.
Namun, Diah tetap masih ingin tinggal di Jakarta. Bali hanyalah sebagai rumah kedua yang dijadikan tempat pelarian untuk beristirahat dan menghabiskan hari tua nantinya. Bukan tidak mungkin dirinya dan sang suami suatu saat nanti akan berubah pikiran dan memilih pindah ke Bali.
"Jakarta adalah tempat tinggal utama kita. Jadi Bali itu rumah kedua kami. Rumah pertama di Jakarta. Rumah di Bali untuk hari tua dan istirahat. Tapi siapa tahu, jika kita bosan di Jakarta, kita bisa tinggal di Bali," katanya.
Sebab, saat ini Diah dan sang suami masih memiliki banyak pekerjaan di Jakarta sehingga belum memungkinkan untuk pindah ke Bali. "Tidak mau (pindah ke Bali). Mata pencarian suami, kami, ada di Jakarta, sedangkan Bali hanya untuk refreshing dan istirahat," katanya.
Diah beserta keluarga menyukai suasana Bali saat musim liburan. Sebab, mereka banyak menghabiskan waktu bersama sahabat dan anak-anaknya dengan berbagai aktivitas seru di pinggir pantai.
"Biasanya, habis Lebaran atau Tahun Baru, kita ke Bali. Beberapa tahun belakangan, kita tahun baruan di Bali. Kita tidak mau ke gedung formal dan melihat acara show yang membosankan bagi anak-anak. Kita lebih suka memakai sandal jepit, BBQ di pinggir pantai, dan berkumpul dengan teman-teman. Kami tidak mau dandan formal. Kami ingin berkumpul dengan keluarga sambil menikmati kembang api di pantai," katanya.