Nama Sofia WD dipakai mulai 1964. Bersama suami keduanya Sofia banyak mempelajari teknik penyutradaraan, kamera dan penataan gambar (editing) dari bersaudara Yoshua dan Othniel Wong. Sampai ketika membintangi Djula Djuli Bintang Tiga (1956), dia diberi kesempatan untuk bantu memegang kamera.
Kemudian pada 1960, akhirnya Sofia berhasil menjadi sutradara untuk film pertamanya berjudul Badai Selatan, produksi Ibukota Film. Sejak itu jugalah Sofia mulai tekun jadi sutradara, meski sesekali tetap tampil dalam film garapannya.
Terhitung dari seratus lebih film-film yang sudah diselesaikannya, sebagian besar Sofia memang tampil sebagai pemain, selebihnya sebagai sutradara atau pimpinan produksi.
Salah satu film yang paling melekat di era 1980-an yakni saat Sofia memerankan ibu guru di Arie Hanggara. Di film itu, Sofia adalah ibu guru bijaksana bernama Khadijah. Peran Sofia WD meski bukan pemain utama tetap membekas, karena dia melindungi Arie Hanggara dari kejamnya ibu tiri dan ayah kandungnya
Kiprah Sofia dalam dunia film juga dikenal sukses mengadakan pertunjukan keliling Indonesia pada 1960-1969, membawa Libra Musical Show, salah satu artisnya adalah Titiek Puspa. Kemudian pada 1970 Sofia mendirikan Libra Film dan menyutradarai produksi pertamanya Si Bego Dari Muara Tjondet (1970).
Sofia juga pernah terpilih sebagai Ketua Umum Parfi untuk periode 1971-1974. Lewat permainannya dalam Mutiara Dalam Lumpur (1972), Sofia mendapat penghargaan sebagai Pemeran Pembantu Wanita Terbaik di FF1 1973.