"Setelah beliau pergi, saya menyesal. Baru saya tahu bahwa Mas Didi itu karakter guru yang nggak ada lagi egonya, pamernya. Bahwa kalau Tuhan sudah tahu, buat apa orang lain tahu, kata beliau," kata Yayu saat menceritakan momennya mengajar di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Didi Petet semasa hidup.
Dia mengenang bagaimana mengingat Didi Petet sebagai seorang guru, kakak, dan sahabat yang membuatnya memahami teater dan seni peran. Sosok itu pula yang mendorongnya menulis. "Beliau (Didi Petet) yang sangat mendorong saya untuk menulis," ucapnya.
Aktor kelahiran 1962 ini juga menjelaskan bahwa pementasan teater ARK untuk mengenang Didi Petet telah berlangsung selama empat tahun. "Ini (Wajah Rinduku) kita membuat empat kali buat almarhum agar generasi muda lebih mengenal sosok Didi Petet. 'Anst' juga didedikasikan untuk Mas Didi Petet," ujar Yayu sekaligus menjadi sutradara untuk ‘Anst’.
‘Anst’ sendiri diambil dari bahasa Jerman yang artinya ketakutan dan kecemasan. Teater pantomim ini bercerita mengenai ketakutan, kecemasan yang dirasakan oleh manusia zaman sekarang, terutama kecemasan dalam hal mengemukakan pendapat mulai dari soal politik hingga agama. 'Anst' merupakan karya terbaru Yayu Unru yang dipentaskan di TIM Jakarta pada 27-29 Juni 2019.