Cara berpikir itu membuat Teh Enung tidak hanya sukses dalam menjalankan bisnis, tapi juga dalam membesarkan anak-anaknya. Nikita, si sulung, kini sudah kuliah di salah satu universitas di Bandung. Sementara si bungsu, Rayhan, sedang bersiap-siap memasuki bangku SMA.
Kepedulian terhadap pemberdayaan perempuan juga ditunjukkan Dayang, pemilik usaha Dayang Songket dari Pontianak, Kalimantan Barat. Kini, ada 53 perempuan yang bekerja di Dayang Songket, dari proses mengurai gundelan benang menjadi hamparan benang yang siap ditenun, proses penenunan, sampai pemasaran hasil produksi.
“Inti dari pemberdayaan perempuan adalah memberikan kepercayaan diri bahwa mereka mampu untuk produktif, kreatif, inovatif, serta bersaing di tingkat nasional dan internasional dengan hasil produksi yang berkualitas,” ujarnya saat dihubungi di Pontianak, Senin 20 April 2020.
Dayang punya tips khusus untuk membuat anak buahnya selalu bersemangat dalam memproduksi songket berkualitas. Dia selalu memotivasi dengan menunjukkan banyak produk songketnya yang dikenakan orang penting, dari bupati, tokoh masyarakat Kalimantan Barat, gubernur, para menteri, sampai presiden.
“Itu juga dapat menjadi kebanggaan perajin. Saya selaku pemilik Dayang Songket tidak tinggal diam dan tetap memberikan semangat. Perempuan pekerja saya pada umumnya ibu rumah tangga. Saya juga memperhatikan perekonomian keluarga mereka, dari kebutuhan rumah tangga sampai kebutuhan sekolah anak-anak. Hal ini saya lakukan dalam rangka menumbuhkan semangat kekeluargaan dalam ruang lingkup UMKM yang saya jalankan saat ini,” ujarnya.