"Akhirnya labubu dibanned. Aturan itu berlaku untuk SD, SMP, dan SMA. Kenapa? Karena kelakuan bocah SD," katanya, dikutip iNews.id, Minggu (29/9/2024).
Jadi, sebelum aturan itu diterbitkan, ada anak SD yang membentuk geng siswa yang punya labubu. Artinya, yang gak punya labubu tidak bisa masuk geng tersebut. Bahkan, geng ini membuat grup WhatsApp.
"Berawal dari satu murid yang tiba-tiba gak punya teman, padahal dia dulu bertiga bareng bestie-bestie-nya. Lalu, dia mendadak gak punya teman dan suka menyendiri di kelas," ujarnya.
"Karena sudah beberapa hari (di kelas terus) gurunya bertanya, 'Kamu kenapa gak turun biasanya main sama A sama B'. Si bocil itu jawab, 'Gak mau, miss'," tambah Hanny.
Selang seminggu berikutnya, bocah ini ternyata masih menyendiri dan itu terbukti dari kateringnya tidak diambil dalam tiga hari. Ibu Hanny pun lapor ke ibu guru si murid.
Dan ibu gurunya menjawab, "Iya, dia gak masuk tante, karena dia gak punya labubu, makanya gak punya teman."
Ibunya Hanny yang adalah pemilik katering sekolah pun cerita kalau di jam istirahat, anak-anak yang punya labubu akan menempatkan boneka monster itu di meja makan. Satu anak, lanjutnya, ada yang bawa satu, dua, bahkan lima boneka labubu ke sekolah.
Kasus bocah SD tidak masuk sekolah karena merasa malu tidak punya labubu ini pun geger di sekolah itu. Agar tidak ada lagi korban, pihak sekolah pun mengeluarkan larangan bawa boneka labubu ke sekolah.
Aturan ini dikeluarkan pihak sekolah tepat di hari di mana si anak SD akhirya berangkat sekolah. Tak hanya labubu, boneka Cry Baby pun dilarang dibawa ke sekolah.