AGAM, iNews.id - Pascaterungkapnya kasus oknum guru rudapaksa puluhan santri di Sekolah Madrasah di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pihak yayasan Pondok Pesantren MTI Canduang, menggelar rapat dengan wali santri dan tokoh masyarakat. Orang tua santri berharap emosional, spiritual, akhlak anak-anaknya diperhatikan ke depan.
Yayasan dan pimpinan Ponpes MTI Canduang menggelar rapat pertemuan terbuka dengan orang tua dan wali santri pascaterungkapnya kasus rudapaksa oleh oknum guru. Pihak pondok memberikan informasi terbaru, menjawab pertanyaan, dan mendengarkan masukan dari wali santri.
“Sejauh ini, menurut pemaparan pimpinan pondok dan aliyah mereka sudah bergerak cepat menangani kasus ini dan kami sebagai wali murid sudah merasa agak tenang dengan adanya tindakan cepat ini. Harapannya kasus ini tidak terulang, tidak terjadi lagi. Waktu awal mendengar berita ini kami sangat kaget, sangat tidak percaya dan sangat disayangkan kasus yang tidak pantas yang biadab, yang keji ini terjadi apalagi di lingkungan yang religious,” ucap Zahrini, Wali Santri Ponpes MTI Canduang.
“Rata-rata kami para orang tua trauma bahkan tidak bisa tidur. Jam 10 malam itu kami langsung ke sini menemui anak-anak kami. Tapi kami berpikir akan tetap menyekolahkan anak kami di sini dan kami berharap dengan adanya permasalahan ini pesantren ini akan lebih baik. Kami yakin akan lebih baik lagi untuk masa-masa yang akan datang, kalau pesantren ini mau menerima kritikan dan masukan kami. Sepertinya pesantren ini terbuka dan mau menerima,” Tambah Zahrini
Wali santri berharap Ponpes MTI Canduang menyelesaikan permasalahan dengan baik, dan adil demi kepentingan bersama, dan masa depan pendidikan yang lebih baik.