YANGON, iNews.id - Warga Myanmar tak gentar untuk kembali turun ke jalan, Senin (1/3/2021), meskipun sehari sebelumnya 18 demonstran tewas ditembak aparat keamanan.
Demonstran bersiap melakukan unjuk rasa besar-besaran menentang tindakan keras aparat. Beberapa demonstran menyerukan penghancuran kamera CCTV yang dipasang pihak berwenang di jalanan.
Ada pula yang membagikan tutorial cara membuat senjata sederhana melawan aparat, seperti semprotan merica, di media sosial.
Tak hanya itu, ada pula yang membuat perisai logam untuk digunakan mereka yang berada di garis depan dalam melawan tentara dan polisi. Pasukan keamanan yang dikerahkan militer Myanmar disebut-sebut merupakan unit khusus yang biasa menghadapi kelompok etnis di perbatasan.
Sekitar 10 kendaraan militer dan polisi dikerahkan di jalanan Kota Yangon, tempat di mana demonstran bentrok dengan pasukan keamanan sehari sebelumnya. Hingga kini, militer belum memberikan pernyataan terhadap kerusuhan berujung kematian pada Minggu (28/2/2021).
Aktivis pemuda kenamaan Thinzar Shunlei Yi menyebut militer Myanmar sebagai organisasi teroris.
“Saya menyatakan militer Myanmar sebagai organisasi teroris,” kata Thinzar, di akun Facebook-nya, menunjukkan kegeraman atas tewasnya belasan demonstran.