QUANG NAM, iNews.id – Sedikitnya 21 orang tewas dan puluhan lainnya dikhawatirkan mengalami nasib serupa pada Kamis (29/10/2020), setelah topan Molave melanda Vietnam Tengah. Angin kencang itu memicu tanah longsor dan menimbulkan sejumlah kerusakan terburuk yang teramati dalam beberapa tahun terakhir di wilayah tersebut.
Topan Molave memorak-porandakan desa-desa Vietnam, merobek atap rumah warga dan membawa hujan lebat ke daerah yang sudah terkena dampak banjir yang parah sejak berminggu-minggu sebelumnya.
Ratusan anggota tim penyelamat berusaha mati-matian untuk menjangkau korban setelah beberapa kali longsor. Akan tetapi, mereka terhalang oleh lumpur tebal dan pohon-pohon tumbang.
Media pemerintah melaporkan, sebanyak 19 mayat sejauh ini telah ditarik dari dalam lumpur di tiga desa yang terkena dampak paling parah di Provinsi Quang Nam. Pihak berwenang menyatakan, ada 45 orang lainnya yang diyakini terkubur di daerah tersebut.
“Kami sangat sedih dengan kematian yang lebih tragis, karena topan ini telah membawa kesengsaraan dan kesulitan lebih lanjut kepada ratusan ribu orang di Vietnam Tengah,” ungkap Presiden Palang Merah Vietnam, Nguyen Thi Xuan Thu, dikutip AFP.
Sebelumnya, dua penduduk tewas ketika berusaha melindungi rumah mereka dari topan Molave. Itu adalah badai keempat yang menghantam Vietnam sepanjang bulan ini.
Pihak berwenang di negara itu mengungsikan sekitar 375.000 orang ke tempat aman; membatalkan ratusan penerbangan, dan; menutup sekolah-sekolah serta tempat wisata pantai. Topan Molave mendarat di selatan Danang dengan kecepatan angin hingga 145 km/jam, sebelum melemah menjadi depresi tropis pada Kamis ini.