"Geng lain datang setelah itu untuk melihat apa yang terjadi dan apakah bisa membantu, begitulah kata mereka," bunyi pernyataan organisasi, seraya menambahkan tak ada yang bisa menjelaskan bagaimana pembunuhan bisa terjadi.
Sebelum pembunuhan, Davy dan Natalie serta satu orang lainnya bernama Jude, sempat menelepon pemimpin Mission in Haiti melalui telepon satelit. Ketiganya memberi tahu bahwa nyawa mereka dalam bahaya.
Haiti dilanda kekerasan geng selama beberapa bulan yang memaksa perdana menteri mundur. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken memperingatkan Haiti hampir saja ambruk.
Namun bandara utama Haiti di Port au Prince dibuka kembali pekan ini, setelah hampir 3 bulan ditutup akibat kekerasan mematikan. Meski demikian geng-geng kriminal masih menguasai sebagian besar ibu kota dan pelabuhan utama.
“Sayangnya, ini menjadi pengingat bahwa situasi keamanan di Haiti tidak bisa menunggu, terlalu banyak nyawa orang tak berdosa yang hilang,” kata Juru Bicara Deplu AS Negeri Matthew Miller.