Mulanya, kebakaran di mal itu dilaporkan oleh para pekerja call center sebuah perusahaan milik Amerika Serikat, SSI, yang terjebak api, kepada pemadam kebakaran. Saat kejadian, ada sekitar 500 pekerja SSI yang bekerja di kantor mereka di lantai paling atas. Sebagian besar karyawan berhasil menyelamatkan diri, namun kantor mereka ludes terbakar.
Pemerintah Filipina menggelar penyelidikan untuk mengungkap penyebab kebakaran maut ini, termasuk mengecek standar fasilitas penanganan kebakaran yang dimiliki gedung.
"Dengan mencari pihak yang bertanggung jawab, kami akan bisa memberi contoh kepada pihak lain dengan harapan tidak ada kejadian seperti ini lagi," kata Menteri Kehakiman. Vitaliano Aguirre.
Sementara itu Humas Mal NCCC, Thea Padua, menepis bangunan mal tak memenuhi standar memadai untuk menangani kebakaran.
"Tuduhan tanpa bukti itu tidak ada benarnya. Kenyataannya, berdasarkan laporan dari mereka yang berhasil keluar, mereka bisa lari melalui pintu darurat," kata Padua.
Namun tragedi mal NCCC dua hari menjelang perayaan Natal ini terlanjur masuk dalam daftar kelam musibah kebakaran di Filipina. Pada 2015, kebakaran melanda pabrik sepatu di Manila menewaskan 72 orang.
Kebakaran paling mematikan terjadi pada 1996 di sebuah tempat disko di Manila menewaskan 162 orang.