"Ini upaya lain untuk membunuh jurnalisme yang jujur di Belarusia, tetapi saya tahu bahwa kebenaran akan menang," cuit pemimpin oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya yang diasingkan sementara yang suaminya juga dipenjara.
Tut.by secara aktif melaporkan protes massal terhadap Lukashenko pada tahun 2020. Media ini kemudian dilarang dan dianggap sebagai organisasi ekstremis. Banyak stafnya meninggalkan negara itu lalu membuat outlet baru bernama Zerkalo (Cermin).
"Kami mencintaimu dan kami menunggumu dalam kebebasan. Kebebasan yang diambil darimu, secara paradoks, karena kamu berusaha untuk mencegahnya diambil dari Belarusia," tweet mereka saat memberikan dukungan terhadap Zolotova dan Chekina.
Sementara itu, menurut kelompok hak asasi manusia Viasna, yang dilarang di Belarusia, vonis terhadap Kasciuhova dan Kuzina dikatakan dihukum karena "membantu tindakan untuk merebut kekuasaan dengan cara yang tidak konstitusional". Mereka juga dianggap menyerukan tindakan yang bertujuan merusak keamanan nasional, dan menghasut kebencian sosial.
Menurut aktivis hak asasi manusia, Belarusia memiliki sekitar 1.500 tahanan politik yang ditangkap karena mengkritik pihak berwenang atau berpartisipasi dalam protes tahun 2020. Saat itu protes digelar menentang hasil pemilihan presiden yang menurut oposisi, penuh dengan kecurangan.