Di bawah pemerintahannya, Israel menyepakati perdamaian dengan empat negara Arab, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko, di bawah Perjanjian Abraham yang ditengani Amerika Serikat.
Dia masih bisa menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab meskipun tetap melancarkan serangan ke Jalur Gaza, Palestina.
Sejak itu Israel membangun hubungan kerja sama di berbagai bidang dengan negara-negara tersebut, bukan saja di bidang politik.
Pada September 1996, Netanyahu memerintahkan Wali Kota Yerusalem Ehud Olmert membuka terowongan di sebelah barat Masjid al-Aqsa. Hal tersebut memicu protes keras warga Palestina hingga mereka ditembaki pasukan Zionis.
Penggalian yang dilakukan Israel menyebabkan retakan pada bangunan departemen wakaf, dinding selatan dan barat kompleks Masjid al-Aqsa, dan dinding Sekolah al-Ashrafieh yang berada dalam kompleks.