2. Kapak Persegi
Kapak persegi masif digunakan pada masa neolitikum. Ahli prasejarah asal Austria Robert Von Heine Geldren adalah orang pertama yang memberi julukan kapak persegi. Hal itu dia kemukakan usai menemukan kapak-kapak dengan bentuk persegi panjang pada bagian lintang atasnya. Kapak ini banyak ditemukan di Sumatera, Bali, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.
Dalam artikel bertajuk ‘Menelusuri Jejak-Jejak Masa Lalu Indonesia’ disebutkan, kapak persegi terdiri atas dua ukuran. Ukuran besar biasa disebut beliung dan memiliki fungsi sebagai alat cangkul. Sedangkan kapak persegi dengan ukuran lebih kecil lazim disebut sebagai tarah atau tata. Fungsi kapak persegi kecil ini adalah untuk memahat.
3. Kapak Lonjong
Selain kapak genggam dan persegi, kapak lonjong juga alat atau senjata yang digunakan pada masa manusia purba. Buku modul pembelajaran milik Kemendikbud ‘Sejarah Indonesia’ menyebutkan, kapak lonjong adalah hasil kebudayaan paling terkenal di masa neolitikum.
Kapak ini terbuat dari batu berbentuk lonjong dan sudah diasah agar halus. Namun, sebagian besar kapak ini terbuat dari batu kali dengan warna kehitam-hitaman. Fungsinya sebagai alat untuk menebang pohon. Berbagai sumber juga menyebut, kapak ini biasa digunakan untuk memotong kayu dan berburu. Kapak lonjong ditemukan di wilayah Indonesia Timur, seperti Papua, Minahasa, dan Seram.