5 Tragedi Paling Mematikan di Dunia, Nomor 3 Dialami Umat Islam di Kaukasus

Pandika Adi Putra
Deretan tragedi paling mematikan di dunia, salah satunya pembantaian terhadap etnis Sirkasia di Kaukasus oleh Rusia (Foto: Wikimedia Commons)

JAKARTA, iNews.id - Deretan tragedi paling mematikan di dunia, memakan hingga jutaan korban jiwa, terjadi pada masa sebelum, saat, hingga pasca-Perang Dunia. Umumnya tragedi ini dikategorikan genosida atau pembersihan etnis.

Tentu saja tragedi ini dipicu berbagai latar belakang, selain faktor suku, ras, atau agama, alasan lain adalah penguasaan atas wilayah dan politik serta ideologi.

Berikut 5 tragedi paling mematikan di dunia:

1. Holocaust

Berbagai catatan sejarah memasukkan Holocaust, pembantaian yang dilakukan Nazi Jerman terhadap Yahudi di Eropa, sebagai tragedi paling mematikan. Diperkirakan jumlah korbannya antara 4,2 juta hingga 7 juta orang yang berlangsung antara 1941 hingga 1945. Jumlah itu setara dua per tiga populasi Yahudi di Eropa.

Metode pembunuhan dilakukan dengan berbagai cara seperti ditembak secara massal, kamar gas dan van gas, serta kerja paksa. 

Para korban ditahan di berbagai kamp konsentrasi, namun yang terkenal Auschwitz-Birkenau di Polandia. Kamp lainnya adalah Belzec, Chelmno, Majdanek, Sobibor, dan Treblinka yang juga berada di Polandia. Saat itu Nazi menguasai Polandia.

Selain penganut Yahudi, Hitler juga membantai musuh politiknya, kalangan homoseksual, masyarakat Rom, tawanan Uni Soviet, serta orang cacat atau jelek.

2. Pembantaian Kamboja

Tragedi ini terjadi di Kamboja pada 1976 setelah kelompok Khmer Merah di bawah pimpinan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Kampuchea Pol Pot menumbangkan pemerintahan resmi Kamboja. Khmer Merah merupakan afiliasi dari Partai Komunis Kamboja yang kini menjadi Partai Demokratik Kamboja.

Pol Pot ingin secara radikal mendorong Kamboja menuju masyarakat sosialis agraris mandiri sepenuhnya.  Dia memimpin Kamboja dengan sewenang-wenang. Masyarakat dituntut untuk kerja tanpa istirahat serta makan yang cukup, jika tidak akan dieksekusi. Korban tewas akibat tragedi itu mencapai 1,5 juta sampai 2 juta orang yang berlangsung antara 1975 sampai 1979.

Pol Pot dan Khmer Merah juga didukung Partai Komunis China di bawah kepemimpinan Mao Zedong. Bahkan 90 persen dari bantuan asing yang diterima Khmer Merah berasal dari Partai Komunis China. 

Pada 1975 saja, bantuan ekonomi dan militer tanpa bunga datang dari China dengan jumlah setidaknya 1 miliar dolar AS.

Pada 1976, Khmer Merah berganti nama menjadi negara Demokratik Kampuchea.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
6 jam lalu

Putin Sebut Zelensky Bukan Presiden Ukraina yang Sah, Kenapa?

Internasional
9 jam lalu

Putin: Bola Ada di Tangan Eropa dan Ukraina

Internasional
11 jam lalu

Sedang Jatuh Cinta, Siapa Perempuan yang Diincar Vladimir Putin?

Internasional
11 jam lalu

Ketika Putin Blak-blakan Sedang Jatuh Cinta

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal