WELLINGTON, iNews.id – Hampir 50.000 guru di Selandia Baru menggelar aksi mogok pada Kamis (16/3/2023). Mereka menuntut kenaikan gaji, taraf hidup, dan sumber daya yang lebih baik.
Reuters melansir, aksi unjuk rasa itu berlangsung pada saat Partai Buruh pimpinan Perdana Menteri Chris Hipkins tengah berusaha untuk memenangkan kembali dukungan rakyat Selandia Baru untuk pemilu tahun ini.
Secara tradisional, kaum guru merupakan basis suara utama dari pemerintahan Partai Buruh. Mereka menjadi kelompok pegawai negeri terbaru yang melakukan aksi mogok, menuntut kenaikan gaji untuk diri mereka sendiri dan juga dana operasional untuk sekolah mereka seiring meningkatnya biaya hidup di Selandia Baru.
Sejak Hipkins mulai memimpin negeri kiwi pada Januari lalu menyusul pengunduran diri Jacinda Ardern dari kursi perdana menteri, pemerintah Partai Buruh berjanji akan fokus kembali pada masalah yang berkaitan dengan kenaikan biaya hidup. Partai itu juga mengatakan akan membantu warga Selandia Baru memenuhinya.
Para analis politik menilai langkah tersebut sebagai upaya Partai Buruh untuk memenangkan kembali pemilih menjelang pemilihan umum yang akan digelar pada Oktober nanti. Menurut perkiraan, janji tersebut akan ditunaikan partai berkuasa itu pascakenaikan tunjangan jaminan sosial diumumkan pada minggu ini.
“Kami tahu ini adalah waktu yang sangat sulit bagi para guru selama beberapa tahun terakhir, seperti yang dialami semua orang. Namun hati saya tertuju kepada mereka,” kata Menteri Pendidikan Selandia Baru, Jan Tinetti, yang juga seorang mantan guru, kepada saluran 1News, hari ini.