WASHINGTON DC, iNews.id – Sekitar 600 wartawan yang berbasis di Amerika Serikat pada Jumat (10/11/2023) menandatangani surat terbuka yang mengkritik liputan media Barat mengenai konflik antara Israel dan Palestina. Mereka juga mengutuk pembunuhan jurnalis akibat serangan yang melanda Jalur Gaza.
Sebelumnya, pada Kamis (9/11/2023), Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan bahwa 39 jurnalis dan pekerja media telah tewas di Jalur Gaza sejak eskalasi konflik dimulai pada 7 Oktober lalu.
“Sebagai reporter, editor, fotografer, produser, dan pekerja lain di ruang redaksi di seluruh dunia, kami terkejut dengan pembantaian rekan-rekan kami dan keluarga mereka oleh militer dan pemerintah Israel,” bunyi surat terbuka itu, seperti dikutip pada Jumat (10/11/2023) malam WIB.
“Kami menulis surat ini untuk mendesak diakhirinya kekerasan terhadap jurnalis di Gaza dan menyerukan kepada para pemimpin redaksi Barat agar jeli dalam meliput kekejaman Israel yang berulang kali terhadap warga Palestina,” kata para wartawan itu lagi.
Para penandatangan surat terbuka itu percaya, media Barat bertanggung jawab menyebarkan retorika yang tidak manusiawi, yang digunakan untuk membenarkan pembersihan etnik terhadap warga Palestina oleh Israel.
Mereka menyerukan rekan-rekan mereka di seluruh dunia untuk menggunakan istilah yang tepat yang didefinisikan dengan baik oleh organisasi hak asasi manusia internasional. Beberapa istilah yang dinilai tepat itu termasuk “apartheid”, “pembersihan etnik”, dan “genosida” untuk menggambarkan kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
“Harapan saya melalui surat ini adalah untuk menghilangkan budaya ketakutan (menyuarakan kebenaran) seputar masalah ini,” kata Abdallah Fayyad, finalis Pulitzer Prize 2022 dan juga mantan anggota dewan redaksi di Boston Globe, yang menandatangani surat tersebut, seperti dikutip Washington Post.
Bagi sebagian jurnalis, menandatangani surat terbuka tersebut adalag tindakan yang berani dan bahkan berisiko. Sebab, sebelumnya tak sedikit wartawan dipecat dari beberapa perusahaan media karena mendukung sikap politik publik yang dapat membuat mereka dituduh melakukan bias.
“Tujuannya (surat terbuka ini) hanyalah meminta para jurnalis melakukan pekerjaan mereka,” kata Suhauna Hussain, reporter di Los Angeles Times yang juga menandatangani surat tersebut.