Amnesty: 2019 Adalah Tahun Represi dan Perlawanan di Asia

Nathania Riris Michico
Nicholas Bequelin, Direktur Divisi Asia Timur dan Pasifik di Amnesty International. (FOTO: AFP/A. WALLACE)

Di India, jutaan orang menggelar unjuk rasa menetang sebuah undang-undang baru, yang mendiskriminasi warga muslim. Di Afghanistan, warga turun ke jalan menuntut berakhirnya konflik bertahun-tahun yang memecah belah dan menghancurkan negara itu.

Di Pakistan, gerakan Tahaffuz menggelar aksi damai menentang represi penguasa dan memprotes aksi-aksi pembunuhan ilegal dan kasus-kasus penghilangan paksa.

Kelompok minoritas menderita didera intoleransi dan nasionalisme picik

Di India dan China, pemerintah bereaksi keras terhadap kelompok minoritas. Sedikit saja mereka bersikap menentang, reaksi yang datang sangat keras, juga di kawasan yang disebut memiliki otonomi. Kelompok minoritas sering dilihat sebagai ancaman terhadap persatuan dan keamanan nasional.

Di Povinsi Xinjiang, China, sekitar satu juta orang dimasukkan ke kamp-kamp deradikalisasi.

Di India, pemerintah pada pertengahan 2019 membatalkan status istimewa kawasan Jammu dan Kashmir yang kebanyakan dihuni warga Muslim. Di kawasan itu lalu diberlakukan jam malam.

Editor : Nathania Riris Michico
Artikel Terkait
Internasional
2 hari lalu

Lionel Messi Datang, Warga India Malah Ngamuk hingga Merusak Stadion

Nasional
5 hari lalu

Ini Hasil Kunjungan Prabowo ke Pakistan dan Rusia, Apa Saja?

Nasional
5 hari lalu

Presiden Prabowo Tiba di Medan usai Lawatan ke Pakistan-Rusia, Pimpin Langsung Penanganan Bencana

Nasional
6 hari lalu

Kelakar Prabowo saat Undang Putin ke Indonesia: Jangan ke India Saja

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal