Ancaman Kecerdasan Buatan Dinilai Setara Perang Nuklir, DK PBB Bakal Gelar Pertemuan

Ahmad Islamy Jamil
Ilustrasi kecerdasan buatan. (Foto: Pixabay)

NEW YORK, iNews.idDewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan pertama tentang potensi ancaman kecerdasan buatan (AI) terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh Inggris selaku pemegang kepresidenan DK PBB untuk bulan ini.

Di satu sisi, Inggris menilai adanya potensi luar biasa pada pemanfaatan AI. Namun, di sisi lain London juga melihat ada risiko besar tentang kemungkinan penggunaan kecerdasan buatan itu untuk tujuan yang berbahaya, semisal perintah untuk pengaktifan senjata otonom ataupun mengendalikan senjata nuklir.

Pada Senin (3/7/2023), Utusan Tetap Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, mengumumkan bahwa pertemuan bakal digelar pada 18 Juli. Rapat tersebut antara lain mencakup pengarahan oleh para pakar AI internasional dan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres

Bulan lalu, Guterres juga menyampaikan peringatannya akan risiko penyalahgunaan AI. “Ilmuwan dan pakar ini telah meminta dunia untuk bertindak, menyatakan AI sebagai ancaman eksistensial bagi umat manusia yang setara dengan risiko perang nuklir,” kata sekjen PBB itu.

Guterres mengumumkan rencana untuk membentuk semacam dewan penasihat kecerdasan buatan pada September nanti untuk mempersiapkan prakarsa yang dapat diambil oleh PBB. Guterres juga mengatakan, badan baru PBB yang menangani AI ke depan modelnya mungkin mirip dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang berbasis pengetahuan dan memiliki beberapa kekuatan regulasi.

Woodward mengatakan, Inggris ingin mendorong pendekatan multilateral untuk mengelola peluang besar dan risiko yang dimiliki kecerdasan buatan bagi umat manusia. “Ini akan membutuhkan upaya global,” tuturnya.

Dia menekankan, di satu sisi AI punya manfaat sangat besar. Beberapa manfaatnya antara lain dapat membantu program pembangunan PBB, meningkatkan operasi bantuan kemanusiaan, membantu operasi penjaga perdamaian, dan mendukung pencegahan konflik, termasuk dengan mengumpulkan dan menganalisis data. “Ini berpotensi membantu kita menutup kesenjangan antara negara berkembang dan negara maju,” tuturnya.

Akan tetapi, kata Woodward, sisi risiko AI juga menimbulkan pertanyaan keamanan serius yang juga harus ditangani.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internet
3 hari lalu

Komdigi Sebut AI Ciptakan 90 Juta Lapangan Kerja, Jangan Ditakuti!

Internasional
9 hari lalu

Masa Berlaku Resolusi PBB soal Nuklir Berakhir, Iran Bakal Genjot Produksi Uranium?

Internasional
9 hari lalu

Nah, Masa Berlaku Resolusi PBB soal Program Nuklir Iran Berakhir Hari Ini

Bisnis
14 hari lalu

Telkom Luncurkan TELIS 2.0, Dorong Digitalisasi Tata Kelola Legal Berbasis AI

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal