JAKARTA, iNews.id - Dunia kembali dihadapkan pada ketidakpastian keamanan global setelah Rusia menyatakan tidak lagi terikat dengan kesepakatan senjata nuklir Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), perjanjian penting yang selama puluhan tahun menjadi pilar pengendalian senjata antara dua kekuatan nuklir terbesar dunia.
INF kini benar-benar berada di ujung tanduk, menyusul langkah Rusia yang menyebut tidak ada lagi alasan kuat untuk tetap berkomitmen pada perjanjian tersebut.
Kesepakatan INF ditandatangani pada tahun 1987 oleh Presiden AS Ronald Reagan dan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Perjanjian ini mewajibkan kedua negara untuk menghapuskan seluruh rudal berbasis darat dengan jangkauan antara 500 hingga 5.500 km, termasuk rudal jelajah dan rudal balistik.
Sebagai hasil langsung dari INF, lebih dari 2.600 rudal dihancurkan oleh kedua pihak, yang secara signifikan menurunkan ketegangan nuklir di Eropa pada masa Perang Dingin. Kesepakatan ini menjadi simbol penting dari kerja sama keamanan strategis antara Washington dan Moskow, dan dianggap membantu menjaga stabilitas global.
Retaknya INF dimulai pada era Presiden Donald Trump, saat AS secara sepihak keluar dari perjanjian tersebut pada 2019. AS menuduh Rusia melanggar INF dengan mengembangkan sistem rudal darat berjangkauan menengah yang terlarang.
Rusia membantah keras tuduhan tersebut, dan justru balik menuding AS yang telah lama melakukan pelanggaran serupa.
Sejak saat itu, Rusia menyatakan akan tetap mematuhi moratorium sepihak, namun perkembangan geopolitik terbaru memicu Moskow mencabut komitmen itu.