WASHINGTON, iNews.id - Tiga perusahaan pertahanan raksasa Amerika Serikat (AS), Raytheon, Lockheed Martin, dan Northrop Grumman, mendapat kontrak untuk mengembangkan rudal untuk melindungi Negeri Paman Sam dari serangan rudal hipersonik.
Departemen Pertahanan AS, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (20/11/2021), menyatakan tiga kontrak dengan nilai gabungan sebesar 60 juta dolar AS atau sekitar Rp856 miliar itu digelontorkan untuk pengembangan sistem pencegat fase luncur.
Rudal hipersonik bisa melesat lebih dari lima kali kecepatan suara atau 5 mach. Dibandingkan rudal balistik lainnya, pencegat ini lebih lincah dalam bermanuver serta dapat melacak lintasan rendah di atmosfer sehingga lebih sulit dirontokkan.
Pada Oktober AS berhasil menguji coba teknologi rudal hipersonik, sementara seterunya, China dan Rusia, lebih dulu melakukannya.
Pentagon merilis laporan bahwa China pada Agustus lalu melakukan uji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir. Rudal itu terbang mengelilingi Bumi sebelum mencapai target meski meleset.
Meski demikian China mengalami perkembangan pesat dalam kemampuan persenjataannya, bahkan lebih cepat daripada yang diperkirakan.