Pekan lalu, pemerintahan Presiden Joe Biden menyatakan akan mengirim bantuan militer senilai 300 juta dolar AS ke Ukraina. Akan tetapi, AS kemudian menjelaskan bahwa ini adalah langkah luar biasa yang mereka ambil menyusul adanya penghematan tak terduga dari kontrak pembelian senjata yang dilakukan Pentagon.
Para pejabat AS tidak menutup kemungkinan bahwa mereka dapat memperoleh dana dari penghematan tambahan. Namun mereka mengatakan jumlah tersebut tetap tidak akan cukup untuk menutupi kekurangan pasokan untuk Ukraina sebagai akibat belum adanya lampu hijau dari Kongres AS atas RUU pendanaan yang disebutkan tadi.
Para ahli mengatakan, Austin mungkin bakal menghadapi tanggapan yang skeptis dari para sekutunya di Eropa.
“Semakin sulit bagi para pemimpin AS untuk melakukan perjalanan ke Eropa, dengan pesan bahwa Amerika Serikat berkomitmen terhadap Ukraina dalam jangka panjang,” kata Rachel Rizzo, peneliti senior di Atlantic Council’s Europe Center di Washington.
“Pesan komitmen keuangan, militer, dan ekonomi jangka panjang (oleh Austin) ini bertentangan dengan kenyataan yang terjadi di Capitol Hill (maksudnya Kongres AS—red),” ujarnya menambahkan.