“Kami menjalin berbagai macam kerja sama dengan Rusia, termasuk di bidang pertahanan. Tapi kami tidak akan membantu salah satu pihak dalam konflik ini karena kami percaya itu (perang) harus dihentikan,” kata Abdollahian, kepada surat kabar Italia, la Repubblica.
Menurut dia, Iran justru ingin membantu menghentikan konflik Rusia dan Ukraina, bukan membuatnya semakin panas. Abdollahian justru balik menuduh AS yang memanfaatkan konflik Rusia-Ukraina dengan menjual senjatanya.
"Masalah saat ini dengan konflik adalah beberapa negara Barat, termasuk Amerika Serikat, memiliki produsen senjata yang mencoba menjual produk mereka,” katanya.
Pada hari yang sama, Jumat, Iran juga mengumumkan pembentukan divisi kapal induk pembawa drone pertama di Samudera Hindia. Tak disebutkan berapa banyak kapal perang permukaan, kapal selam, serta drone yang memperkuat divisi tersebut. Namun setiap kapal bisa membawa 50 drone tempur maupun pengintai.
Stasiun televisi Iran melaporkan drone yang ditampilkan dalam pembentukan divisi Angkatan Laut itu adalah Pelican, Arash, Homa, Chamrosh, Jubin, Ababil-4, dan Bavar-5.
Pengumuman ini disampaikan saat kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Timur Tengah. Biden berkunjung ke Israel, Palestina, dan Arab Saudi.