Beberapa dari massa pengunjuk rasa tampak membawa potret korban ledakan Beirut dan spanduk bertuliskan nama-nama korban bencana tersebut. Mereka menyalahkan ledakan besar Selasa lalu pada para pemimpin—yang menurut mereka pantas mendapatkan ganjaran setimpal seperti para korban itu.
“Pemerintahku membunuh rakyat,” demikian bunyi salah satu tulisan pada alat peraga yang dibawa peserta aksi unjuk rasa.
“Kamu korup, kamu penjahat,” bunyi tulisan lain yang ditujukan kepada para penguasa di Lebanon.
“Sekarang ada peluang untuk perubahan nyata, tidak seperti demonstrasi lainnya sejak Oktober,” kata Farah.
Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan, sedikitnya 158 orang tewas akibat ledakan Beirut pada Selasa (4/8/2020). Selain itu, diperkirakan 6.000 orang terluka dan sedikitnya 21 orang hilang dalam bencana besar itu.
Pejabat setempat juga memperkirakan, ada 300.000 warga yang kehilangan rumah atau tempat tinggal akibat ledakan Beirut.