WASHINGTON, iNews.id - Bos Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menegaskan tidak ada indikasi Iran akan membuat senjata nuklir sebelum Israel melancarkan serangan pada 13 Juni lalu. Bahkan Amerika Serikat (AS) membantu serangan Israel tersebut pada 22 Juni, menargetkan tiga fasilitas nuklir, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Dalam program "Face the Nation with Margaret Brennan" di CBS News, Grossi menegaskan IAEA membantah adanya tekanan untuk mengatakan apakah Iran memiliki senjata nuklir atau hampir memiliki senjata pemusnah massal tersebut sebelum serangan terjadi.
“Kami tidak melihat program yang mengarah ke sana (senjata nuklir), tetapi pada saat yang sama, mereka (Iran) tidak menjawab pertanyaan yang sangat, sangat penting,” ujarnya.
Grossi menegaskan, lembaganya perlu diberi akses oleh Iran untuk menilai aktivitas nuklir. Iran telah menghentikan kerja sama dengan IAEA dan melarang masuk Grossi.
Dia membenarkan bahwa Iran telah memberikan informasi kepada badan pengawas nuklir PBB yang dipimpinnya hingga serangan Israel dan AS baru-baru ini.
"Namu ada beberapa hal yang tidak mereka jelaskan kepada kami," katanya.
Grossi menyebutkan terkait jumlah sentrifus, mesin pemutar untuk memperkaya uranium, serta jumlah materialnya.