Awal pekan ini, Bashagha meminta Dbeibeh untuk mengundurkan diri. Sebagai respons, kubu Dbeibeh menyarankan agar Bashagha fokus pada pemilihan presiden mendatang.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Libya yang berbasis di Tobruk pada 1 Maret lalu menyetujui kabinet baru yang dipimpin perdana menteri yang ditunjuk, Fathi Bashagha. Dia sebelumnya menjabat sebagai menteri dalam negeri di kelompok Government of National Accord (GNA).
Sementara itu pemerintahan petahana GNU yang dipimpin Dbeibeh ditunjuk sejak tahun lalu melalui proses pemilu yang didukung PBB. GNU menolak untuk menyerahkan kekuasaan kepada GNA.
Dbeibeh menegaskan tidak akan memberikan kekuasaan sebelum pilpres. Ini yang membuat Libya kini memiliki dua perdana menteri secara de facto.