Sebelumnya, Paredes telah dipanggil ke kantor kejaksaan untuk dimintai keterangan terkait kasus yang menjeratnya. Namun, dia mangkir.
Sementara itu, Kejaksaan Peru memiliki lima penyelidikan terbuka terhadap Presiden Castillo—yang juga menghadapi tuduhan korupsi.
Dalam pesan yang disiarkan di televisi Selasa (9/8/2022) malam, Castillo menyebut penggerebekan di istana itu sebagai “serangan ilegal”. Menurut politikus berusia 52 tahun itu, operasi polisi tersebut menjadi bagian dari konspirasi untuk melengserkannya dari jabatan kepala negara.
“Hari ini, Istana Negara dan Gedung Kepresidenan sekali lagi dilanggar dengan penggerebekan ilegal yang disahkan oleh hakim, secara kebetulan ketika permintaan dibuat untuk mendiskualifikasi (jabatan) saya selama lima tahun, demi merenggut pemerintah sah dari rakyat Peru,” kata Castillo yang juga mantan guru dan anggota serikat pekerja itu.
Castillo sejauh ini menghadapi dua proses pemakzulan di Kongres Peru. Hasil survei menunjukkan 74 persen publik di negara itu tak puas dengan kinerjanya.
Paredes adalah orang keempat dalam daftar lingkaran presiden yang diperiksa atas dugaan korupsi.