Kepala kebijakan keamanan Meta, Nathaniel Gleicher, mengatakan perusahaan dengan cepat memeriksa video itu kemudian menghapusnya. Video itu masuk kategori melanggar kebijakan manipulasi yang menyesatkan.
YouTube juga sudah menghapus video itu karena melanggar aturan informasi hoaks.
Penulis buku Deepfakes Nina Schick mengatakan, sangat mudah untuk menentukan video-video itu hoaks, bahkan secara kasat mata. Menurut dia, video itu sangat kasar dan bisa dilihat dengan jelas oleh orang yang tak begitu paham teknologi sekali pun.
Peran dari perusahaan media sosial sangat besar untuk memberikan kepastian kepada pengguna.
"Platform bisa membuat kehebohan besar dalam menangani ini, ketika mereka tidak melakukan lebih banyak untuk menanganu bentuk disinformasi lainnya. Ada begitu banyak bentuk kesalahan informasi dalam perang ini yang belum dibantah," ujarnya.